Send As SMS

say it with crystal

this is about me, my days, my thoughts and my bead jewelry work. Some postings are in indonesian, and some are in english.

Sonntag, Juli 16, 2006

Did we do the right thing?

Kadang-kadang pada saat kita mau tidur kita suka kepikiran, apa yang terjadi hari ini, apa yang telah kita lakukan hari ini, apakah itu benar, apakah itu yang terbaik, apa yang terjadi bila hal kebalikannya yang kita lakukan, dan sebagainya dan lain sebagainya.

Itu juga yang terjadi sama gue, setiap mau tidur mesti kepikiran things have done, today, yesterday, last week dan anytime in the past, yang berefek sampai hari ini. Did I do the right thing? Could things be better if I did not do that?

Tapi pikir demi pikir, kesimpulan gue cuma satu. Kebenaran itu tidak absolut. Kebenaran itu tergantung dari mana kita melihatnya. Segala sesuatu ada sisi baik dan sisi buruknya. Tergantung kita mau ngambil yang mana. Kalau kita ambil jeleknya, segala sesuatu akan tetap jelek. Kalau kita ambil baiknya, segala kejadian akan tetap bisa kita terima, karena walaupun jelek, kita bisa melihat sisi baiknya.

Things happen in the past, might not be exactly the same with what you perceived it now. It could be worst or could be better. Gue inget banget, ada beberapa komentar orang yang pada saat orang itu lontarin ke gue, gue santai-santai aja, gak ambil pusing. Mungkin karena memang mood gue lagi baik dan gue gak perduli. Belakangan, pas sampai rumah, mikir-mikir, baru mulai ngedumel, "Sialan! kenapa gue gak sautin ya dia ngomong gitu!. ".

Atau sebaliknya, omongan orang yang mungkin sebenarnya gak bermaksud nyakitin, karna memang gak bisa basa-basi apa gimana, tapi karena kita nerimanya dengan mood jelek, bikin kita BT. Padahal sebenarnya kalau dipikir-pikir lagi, apalagi ditambah dengan sedikit pengetahuan ttg karakter yang bersangkutan, mungkin kita bisa ngerti dan nggak perlu merasa sakit hati.

Gue inget film "Final Cut" Robbie Williams. Singkat cerita, dia merasa berdosa bahwa dia ninggalin teman mainnya yang jatuh pas lagi main titian balok kayu dalam kondisi bergelinangan darah, dan gak bergerak. Dalam ingatan dia, temannya itu jatuh, disekitarnya ada kubangan darah, tapi dia keburu dipanggil orang tuanya dan karena dia di desa itu cuma mampir, dia juga gak cerita ke orang tuanya, bahwa anak itu jatuh dan mungkin perlu bantuan. Sampai dewasa dia selalu dibayangi pemandangan anak itu jatuh dan merasa berdosa bahwa anak itu meninggal.

Tetapi belakangan dia ketemu orang yang mirip dengan anak itu setelah dewasa. Dan dari hasil rekaman penglihatannya, kita bisa liat bahwa yang ada di bayangan dia tentang teman mainnya masa kecil itu tidak 100% benar. Temannya memang jatuh, sempat tidak bergerak. Tapi kubangan disekitar temannya itu bukan darah, tapi minyak atau oli hitam. Dan setelah dia pergi teman mainnya itu bangun lagi. Dan bayangan dia bahwa dia yang ajak temannya untuk niti kayu lapuk itu juga salah, tetapi justru temannya itu yang ajak-ajak dia untuk niti kayu itu.

So, point gue adalah ingatan kita tentang satu kejadian itu bisa jadi tidak sepenuhnya benar. Karena dipengaruhi emosi kita, dipengaruhi pikiran kita, dipengaruhi ego kita. We hear only what we want to hear. We see what we want to see. We don't see enough, we don't hear enough.
Your truth based on what you hear, what you see. And mine based on mine too. Your story based on what you want people to perceive you, and I guess everyone does, including me.
So, the truth is out there. Who knows.

Balik lagi, kalau semua orang punya 'pembenaran' sendiri, gimana kita harus hidup bermasyarakat? Cuek aja? masa bodoh? santai aja asal nggak ngerugiin gue, kalau ngerugiian awas aja? atau gimana?

Ada beberapa kejadian yang gue tau persis bahwa ingetan gue gak salah, and I did the right thing. But still gue coba toleransi. Dan ada beberapa kejadian yang belakangan setelah gue pikir-pikir bisa aja gue salah, bisa aja gue kebawa emosi, dan gue akuin. Tapi gue berharap, mudah2an pemikiran ini bukan cuma pemikiran gue seorang, maksud gue, ya nature-nya manusia untuk berbuat salah, jadi kalau ada yang bilang gue gue gak 100 persen benar, apa artinya dia yang 100persen benar? Karena terus terang gue paling sebel banget deh kalau ada orang yang selalu merasa bahwa dia yang paling benar. Woii, bangun Om, tante....naturenya manusia untuk berbuat kesalahan. Nabi aja buat kesalahan kok, masak kita yang cuma manusia biasa nggak mau ngakuin berbuat salah...

So, sampai malam ini, gue selalu mengintrospeksi diri gue sendiri setiap mau tidur, Did I do the right thing today?. Kalau pikir-pikir ternyata agak malu2in, ya ngaku 'ndiri lah, at least jujur sama diri sendiri perlu khan...sambil berharap I could do better tomorrow.